[ Weather Radar ] : Fenomena Bright Band


Bright Band kurang lebihnya adalah fake reflectivity atau reflektifitas palsu . Bright band  adalah reflektifitas yang sangat kuat pada garis / bidang transisi suhu beku (frozen line) ke suhu mencair (0 degC) di tengah gumpalan awan. Radar melihat target seakan high intensity presipitation. Namun sebenarnya tidak demikian. Fenomena ini dikarenakan salju (yang umumnya berdiameter jauh lebih besar dari butiran air) yang turun melintas garis 0 degC. Saat di sekitar garis tersebut, sisi luar gumpalan salju mencair dan terjadi lapisan air menyelubungi salju tersebut. Nah ini penyebabnya. Gumpalan salju jadi tampak seakan-akan gumpalan air yang sangat besar, yang tentunya akan menghasilkan reflektifitas yang sangat besar. Perlu diingat bahwa reflektifitas salju sendiri jauh lebih kecil dibandingkan dengan air, meski dengan massa (berat) yang sama.

Apabila dilihat dengan PPI ataupun CAPPI, maka akan tertayangkan wilayah yang seakan-akan intensitas presipitasinya sangat kuat. Tetapi apabila diamati secara vertikal atau irisan vertikal ( cross section, XSEC, RHI ) maka terlihat bahwa intensitas tersebut tidak sampai ke bawah, hanya berupa pita saja. Selain itu umur bright band relatip pendek, karena gumpalan salju berbalut air tersebut akan segera berubah menjadi butiran air saat turun dan masuk di udara yang lebih hangat. Oleh karena sangat terang dan tipis, maka fenomena tersebut diberi istilah bright band.

Untuk mengatasi fake data tersebut di semua radar moderen selalu disediakan fitur koreksi. Prosesor (data processor, RDP) akan membuat kalkulasi dan interpolasi untuk menghapus bright band. Untuk itu para forecaster perlu jeli melihat kasus tersebut. Ingat, intensitas brightband tidak akan muncul di bawah dan juga tidak akan terjadi di atas garis 0 degC.

Berikut sketsa mekanisme terjadinya bright band.






Gambar dan animasi berikut memperlihatkan bright-band pada tayangan RHI sebelum difilter.

Perhatikan munculnya garis bright-band pada ketinggian 2000 m.
 [sumber gambar L : www.radartutorial.eu ]




Perhatikan munculnya garis bright-band pada ketinggian 1800 m.
 [sumber gambar : www.met.rdg.ac.uk ]
// end of article

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antena Isotropik, Antena Referensi

Gambar
Antena ini hanyalah antena teoritik atau antena hipotetik yang tidak pernah direalisasi. Antena isotropik adalah antena ideal, yang berujud titik, yang pancarannya benar-benar merata ke segala arah. Dengan demikian pola (pattern) pancarannya berupa bola sempurna. Antena ini digunakan sebagai referensi bagi antena-antena praktis. Faktor penguatan atau antenna gain dari antena isotropik adalah 1 atau 0 dB. Dan ini digunakan sebagai satuan gain antena praktis, yaitu dBi , singkatan dari decibel isotropic. Gain Antena Isotropik = 0 dBi Antena Praktis Tujuan pembuatan antena praktis adalah untuk menghasilkan pancaran gelombang EM dengan intensitas pancar yang semaksimal mungkin ke arah yang diinginkan. Pelbagai cara diupayakan untuk mencapai tujuan tersebut. Pengarahan dapat dilakukan dengan menggunakan corong (horn), lensa e/m ataupun menggunakan reflektor. Pada radar yang beroperasi di atas 1 GHz (microwave), sebagai pengarah umumnya digunakanlah horn maupun reflektor parabolik. S
Baca selengkapnya

[ Selingan ] : GROUNDING BASIC

Gambar
1. Apa Tujuan Pemasangan Grounding ( Pentanahan ) ? Keselamatan Manusia / Personel dari petir dan kerusakan jaringan tenaga listrik. Proteksi Struktur dan Infrastruktur dari petir dan kerusakan jaringan tenaga listrik. Disipasi / pembuangan Muatan Elektrostatis Penyediaan Referensi Tegangan Nol ( Zero Reference Voltage ) Proteksi pada perangkat elektronik Membatasi atau memperlemah ‘noise’ dan ‘interferensi’ 2. Berapakah resistansi ground yang dianggap bagus ? Target dari sistem grounding adalah untuk mencapai nilai resistansi / impedansi ground yang serendah mungkin, yang optimal secara ekonomis dan secara fisis bisa direalisasikan. Idealnya resitansi / impedansi ground harus NOL. Tidak ada satupun bakuan resistansi ground yang diterima oleh semua pihak. Namun contohnya, NFPA1 dan IEEE2 merekomendasikan resistansi ground maksimal sebesar 5.0 ohm untuk sistem ground yang boleh digunakan. Contoh lain, NEC3 menetapkan agar memastikan impendansi sistem ke ground harus kur
Baca selengkapnya